Mari “buang sampah pada tempatnya”!
Ada satu hal menarik yang saya dapat
kan kemarin malam saat menonton film “ Fast & Furious : Hobbs & Shaw”.
Jangan bahas filmnya, pertama saya bukan ahli nya dalam me-review film, kedua
filmnya memang bagus kalian wajib menontonnya (Fact : untuk orang yang tidak
pernah menonton film ini saya terhibur). Oke kembali ke “hal menarik” yang saya
temukan.
Sebetulnya sudah lama sekali saya
tidak pergi ke bioskop tapi ada satu iklan yang membuat pikiran saya terbuka
“buang lah sampah pada tempatnya” pesan tersurat nya begitu, di balik itu ada
banyak pesan tersirat yang hendak mereka sampaikan yang menurut saya wajib
kalian pahami karena secara tidak sadar kita terlalu sering “membenarkan” hidup
orang lain tapi lupa untuk “membenarkan” dirinya sendiri.
Di dalam iklan itu berisi kalimat seperti ini
:
- Banyak orang
senang bermalas-malasan ; hal seperti ini juga termasuk bagian dari “sampah” yang
harus kita buang
- Banyak orang
yang mengesampingkan kewajiban seperti menyelesaikan deadline pekerjaan
dan memilih bermain game ; kebiasaan SKS (Sistem Kebut Semalam) di sekolah
atau perguruan tinggi nampaknya terbawa ke dunia nyata kita, tidak sadar
hal yang di nanti-nanti kan yang awalnya mudah jika sudah tenggang waktu
akan terasa susah, apalagi jika pekerjaan itu sulit bukan?
- Sulit move
on; here we are, sudah pasti siapa pun orang nya dari kalangan mana
pun PERNAH merasakan ini, entah sulit move on dari
pekerjaan lama setelah bergabung dengan pekerjaan baru rasanya sukar dan
murung seharian, sulit move on dari kelas lama sehingga semua hal di kelas
baru terasa membosankan akhasil kemauan belajar menurun, yang
paling parah banyak orang yang sulit melupakan mantan pacar akibatnya ga
makan seharian, bermalas-malasan, hobby nya mengurung diri di kamar, come
on your only life once, ibu dan bapak mu berharap lebih dari ini loh?
Hal-hal demikian tanpa kita sadari
adalah “sampah” yang sejak lama tidak kita buang malah di
pelihara dan di rawat sedemikian rupa hanya menjadi hal negatif yang semakin
lama menjadi kebiasan dalam berfikir dan bertindak.
Sebetulnya Begitu
erat hubungan antara kesehatan tubuh dan pikiran, membuat para peneliti
penasaran adakah efek buruk yang akan timbul karena berpikiran buruk dengan
kesehatan tubuh. Dan dikutip dari health.com, ternyata memang
ada efek buruknya terhadap kesehatan fisik saat kita memiliki banyak emosi
negatif atau pikiran negatif terhadap berbagai hal.
Apa sih dampak terburuk dari selalu berfikiran
negatif untuk kesehatan dikutip laman Boldsky, Senin (18/7/2016)
:
1. Hipertensi
Berpikir negatif dan emosi meningkat bisa
memicu stres di pada orang dengan stres kronis. Terkadang stres bisa memicu
ritme jantung tak menentu. Hal ini bisa membuat aliran darah tertekan sehingga
memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi ketika tekanan darah
meningkat turut menambah risiko menderita penyakit kardiovaskular seperti
serangan jantung, stroke dan gagal jantung.
2. Masalah
pencernaan
Berpikir negatif terkait dengan banyak
gangguan pencernaan seperti asam lambung, sakit perut, dan gangguan pencernaan
lainnya. Pikiran negatif memicu stres yang menyebabkan produksi asam di perut
meningkat akibat ketidakseimbangan bahan kimia di otak.
3. Berat badan
bertambah
Orang-orang yang terbiasa mengisi pikirannya
dengan hal-hal negatif dan pesimis cenderung mengabaikan kesehatan mereka.
Seperti tidak memperhatikan asupan makanan dan olahraga rutin. Kebiasaan ini
bisa membuat berat badan mereka meningkat.
4. Impotensi
Berpikir negatif membuat hormon di otak tidak
seimbang. Hal ini turut berpengaruh terhadap gangguan seksual yakni impotensi,
disfungsi ereksi, maupun hilangnya libido pada wanita.
Selain dampak untuk kesehatan juga ada dampak
tersendiri untuk kesehatan mental kita di kutip dari alodokter.com, dampaknya
sebagai berikut :
1. Stres
Keadaan
ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun
mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah
tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan
pada kasus tertentu, memicu depresi. Stres bukan saja dapat memengaruhi
psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan
kesehatan fisik mereka.
2.
Gangguan kecemasan
Kondisi
psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan
sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian
tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara
kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul
pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit
merasa rileks dari waktu ke waktu. Selain gelisah atau rasa takut yang
berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan
kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stres,
sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.
3.
Depresi
Merupakan
gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih.
Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari,
perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau
berbulan-bulan. Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat
menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara
berperilaku penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani
aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa
menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.
Banyak
dampak yang tidak baik akan hal tersebut, apalagi jika semua itu hanya di
biarkan saja. Dari pada membiarkan pikiran untuk memikirkan orang lain akan
lebih baik mulai saat ini memikirkan diri sendiri agar kita jauh lebih
mengenali diri kita.
Bagaimana
sih caranya untuk membuang “sampah” tersebut di kutip dari Liputan6.com :
1.
Pahami diri sendiri
Pikiran negatif telah begitu tertanam dalam
diri manusia, begitu dalam sampai terkadang tidak sadar sedang melakukannya.
Kamu dapat mulai menghentikan hal ini dengan cara mengenali sentimen negatif
dan menggantinya dengan yang positif. Lihatlah suatu hal dalam skala yang lebih
besar.
2. Ubah cara
berpikir
Sebenarnya mengubah cara berpikir membutuhkan
waktu lama. Namun, cobalah melihat suatu keadaan dengan cara yang berlawanan,
seperti melihat gelas yang setengah terisi, bukan setengah kosong. Dari pada
mencoba merubah sifat orang menjadi apa yang kamu mau, kenapa tidak merubah
cara pandang mu terhadap orang tersebut? Yang lebih sederhana ialah tidak
menunggu hari jumat untuk selalu bahagia dan bebas, tidak memaki hari senin
karena siapa tau di hari itu ada banyak hal baik yang terjadi.
3. Praktikkan
Beberapa penelitian menemukan butuh waktu 21
hari untuk membentuk sebuah kebiasaan buruk termasuk berpikiran positif.
Usahakan Anda menjadi pribadi yang optimistis realistis dan fokus pada hal-hal
yang positif. Namun, banyak orang masih salah berpikiran bahwa pemikir positif
hanya melihat sisi baik dan mengabaikan hal-hal lainnya. Ini
berbahaya. Pemikir positif adalah orang yang benar-benar dapat mengenal
sisi terang dan negatif, namun ia hanya fokus pada energi yang menghasilkan hal
positif.
4. Berbagi
Berbagi hal-hal positif dengan orang lain akan
membuat kamu berlatih. Biasakan mensyukuri 5 hal sederhana yang terjadi
dalam hidup kamu setiap hari, tentukan tujuan yang ingin dicapai setiap hari,
dan berikan pujian terhadap orang-orang di sekitar kamu. Pada akhirnya
semua kebaikan akan kembali pada kamu juga.
Menjadi manusia bukan perkara harus
selalu benar dan tidak pernah salah, sangat di anjurkan
untuk berkata jujur dan mengakui kalau dalam keadaan lelah, sedang
bad mood, sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa, bermalas-malasan, atau sedang
patah hati. Yang tidak baik jika hal seperti ini menjadi kebiasaan dan “hoby”
baru yang di nikmati karena semakin lama hanya menenggelamkan kita
semua.
Mari “buang sampah pada tempatnya” &
Selamat berkenlan dengan diri sendiri!
Komentar
Posting Komentar